Presentasi / penyajian
data merupakan salah satu kegiatan statistik yang dilakukan setelah tahap
pengumpulan dan penataan data.
Data
statistik yang telah dikumpulkan dan diolah / ditata, selanjutnya disajikan dalam
bentuk yang mudah dimengerti, sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar
analisis atau interpretasi data statistik. Bentuk penyajian data tersebut
tergantung dari tujuan pengumpulan data dan kepada siapa data tersebut akan
disajikan, sehingga perlu dipilih bentuk
penyajian yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna data. Bentuk penyajian
data yang ditujukan bagi masyarakat umum, tentunya berbeda dengan bentuk
penyajian data yang ditujukan bagi para
peneliti atau ilmuwan. Penyajian data yang ditujukan bagi masyarakat umum harus
sederhana serta lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Menurut
bentuknya penyajian data dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
a.
Penyajian data dalam bentuk
tabel
b.
Penyajian data dalam bentuk
grafik
c.
Penyajian data dalam
bentuk ukuran-ukuran statistik
d.
Penyajian data dalam bentuk uraian
tertulis
Penyajian
data dalam bentuk uraian tertulis biasanya digunakan pada artikel-artikel di
majalah atau surat kabar.
A.
Penyajian Tabel
Tabel merupakan
penyajian data dalam bentuk angka-angka yang disusun secara
sistematik menurut baris dan kolom. Tabel merupakan bentuk yang
paling umum dan efektif dalam menyajikan informasi statistik. Tujuan utama
dalam penyajian tabel adalah kelengkapan informasi yang disajikan dan mudah
dimengerti oleh pengguna data.
Beberapa jenis penyajian tabel
dapat diuraikan berikut ini:
a.
Tabel Satu Arah
Tabel yang
dirinci menurut 1 (satu) karakteristik disebut tabel satu arah (one
way table).
Contoh
:
Tabel 1. Jumlah Penduduk
menurut Propinsi di Pulau Jawa Tahun 1990
(
000 )
Propinsi
|
Jumlah
Penduduk
|
|
(1)
|
(2)
|
|
DKI
|
8.228
|
|
Jawa Barat
|
35.382
|
|
Jawa Tengah
|
28.516
|
|
DI Yogyakarta
|
2.913
|
|
Jawa Timur
|
32.488
|
|
Total
|
107.527
|
|
Sumber :
|
BPS
|
Isi
sel bernilai 28.516 (kolom 2) merupakan jumlah penduduk di Jawa Tengah sebanyak
28.516.000. Dalam hal ini setiap isi sel hanya menjelaskan kategori tertentu
dari satu karakteristik yaitu propinsi.
b.
Tabel Dua Arah
Tabel
yang dirinci menurut 2 (dua) karakteristik disebut tabel dua arah (two way
table).
Contoh :
Tabel 2. Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan Kepangkatan
dan
Jenis Kelamin
Maret
1996
Golongan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
I
|
432.548
|
61.028
|
493.576
|
II
|
1.554.239
|
992.942
|
2.547.181
|
III
|
625.949
|
354.827
|
980.776
|
IV
|
31.826
|
5.955
|
37.781
|
Jumlah
|
2.644.562
|
1.414.752
|
4.059.314
|
Sumber :
|
BAKN
|
Tiap
sel menjelaskan rincian dari 2 (dua) karakteristik. Misalnya nilai 5.955
berarti banyaknya PNS yang berjenis kelamin “Perempuan” dan memiliki golongan
kepangkatan termasuk “Golongan IV” adalah 5.955 orang.
c.
Tabel Tiga Arah
Tabel yang dirinci menurut 3 (tiga)
karakteristik disebut tabel
tiga arah (three way
table).
Contoh :
Tabel 3. Banyaknya Penduduk Kelurahan Taman
Sari
Menurut
Wilayah RW, Status Warga Negara,
dan
Jenis Kelamin, Desember 1995
WNI
|
WNA
|
T o t a l
|
||||||||||
RW
|
L
|
P
|
L
|
P
|
L
|
P
|
L+P
|
|||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
|||||
01
|
245
|
375
|
45
|
76
|
290
|
451
|
741
|
|||||
02
|
653
|
874
|
87
|
99
|
740
|
973
|
1.713
|
|||||
03
|
382
|
277
|
126
|
132
|
508
|
409
|
917
|
|||||
04
|
75
|
185
|
231
|
224
|
306
|
409
|
715
|
|||||
05
|
121
|
137
|
92
|
103
|
213
|
240
|
453
|
|||||
Total
|
1.476
|
1.848
|
581
|
634
|
2.057
|
2.482
|
4.539
|
|||||
Sumber :
|
Fiktif
|
|||||||||||
Isian
sel menjelaskan rincian dari 3 (tiga) karakteristik. Misalnya nilai 874 berarti
banyaknya penduduk “Perempuan” , berstatus “WNI”, dan tinggal di wilayah “RW
02” adalah sebanyak 874 orang.
Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan Dalam Penyusunan Tabel :
a. Menentukan susunan
rincian dalam kolom pertama (stub). Jika
rincian dalam kolom pertama (stub) terlalu panjang dapat
dibuat dua baris tetapi
masih terpisah dengan rincian yang lain.
b. Memeriksa nilai-nilai
dalam setiap sel. Bila diperlukan nilai jumlah, maka perlu dikoreksi jumlahnya
(terhadap baris maupun kolom). Menyediakan
sub jumlah bila diperlukan, dan
tiap sel dalam tabel harus ada isian.
c. Melengkapi
bagian-bagian tabel yang lain misalnya, catatan / keterangan, tanda-tanda
pengenalan, nomor kolom, dan sebagainya.
d. Judul tabel yang dibuat sebaiknya menjelaskan
seluruh karakteristik yang ada
pada tabel, menunjukkan di mana (tempat) dan kapan (waktu) data yang
disajikan dikumpulkan.
B. Penyajian Grafik
Penyajian
data dalam bentuk grafik merupakan bentuk penyajian data secara fisual. Grafik
sangat baik untuk menunjukkan suatu perkembangan dari waktu ke waktu dan perbandingan antara dua hal atau
lebih. Grafik yang berupa penyajian fisual,
pada umumnya lebih mudah dibaca
dan ditarik kesimpulannya
dibandingkan dengan penyajian dalam bentuk
tabel. Dasar pembuatan
grafik itu sendiri
adalah data-data yang telah disajikan ke dalam bentuk tabel. Dalam hal
ini tabel yang akan dibuat
grafiknya sebaiknya dibatasi pada
tabel dua arah agar
grafiknya menarik dan mudah dibaca. Jika tabel yang akan dibuat grafiknya
merupakan tabel lebih dari dua arah, maka sebaiknya tabel tersebut harus
dipecah sehingga menjadi beberapa tabel dua arah.
Kegunaan grafik secara umum adalah untuk
mempertegas dan memperjelas
penyajian data, mempercepat pemahaman
atau pengertian (lebih mudah membaca secara fisual
dari pada membaca angka-angka
dalam tabel), mengurangi
kejenuhan melihat angka-angka dan
menunjukkan gambaran secara umum/menyeluruh dengan mudah.
Grafik dibedakan menjadi 2 (dua) macam,
yaitu :
a. Grafik dari tabel
distribusi frekuensi.
Jenis
grafik ini adalah histogram, poligon dan ogive (seperti telah dijelaskan pada
materi penataan data).
b. Grafik dari penyajian
data dalam bentuk tabel.
Jenis
grafik inilah yang akan dibahas pada materi penyajian data.
Secara garis besar
penyajian grafik / diagram dibedakan atas :
& Grafik garis (line
chart)
& Grafik batang (bar
chart)
& Grafik lingkaran (pie
chart)
& Diagram gambar
(pictogram)
& Diagram peta
(cartogram)
Bila ingin dianalisa perkembangan data / nilai,
maka lebih tepat data digambarkan dalam
bentuk grafik garis (line chart). Bila ingin dianalisa
perbandingan data / nilai, maka lebih tepat data digambarkan dalam
bentuk grafik batang/balok
(bar chart), grafik lingkaran (pie chart), diagram
gambar (pictogram). Masing-masing
jenis grafik tersebut akan dijelaskan
pada pembahasan berikut ini.
1.
Grafik Garis
Grafik garis (line
chart) adalah grafik yang menggambarkan perkembangan data. Pola atau
kecenderungan data dapat dengan
mudah kita ketahui dari grafik garis, yaitu
dengan melihat arah garis yang menghubungkan titik-titik pada grafik
tersebut.
Grafik ini dapat dibagi atas :
v Grafik garis tunggal
(single line chart)
v Grafik garis berganda
(multiple line chart)
v Grafik garis komponen
berganda (multiple component line chart)
v Grafik garis komponen
berganda dalam persentase
(percentage multiple component line chart)
v Grafik garis saling
menimbang (balance line chart)
v Grafik garis interval
(interval line chart)
Beberapa ketentuan
dalam membuat grafik garis
adalah sebagai berikut :
J Bentuk grafik
yang baik, bila perbandingan sumbu
X (mendatar) dan sumbu
Y (tegak) tidak terlalu jauh.
J Kelengkapan grafik
terdiri dari:
i.
Nomor grafik yang dicantumkan sebelum judul.
ii.
Judul grafik yang
menyatakan jenis, tempat, dan
periode data.
iii.
Keterangan jika diperlukan.
J Periode (waktu) pertama, dicantumkan persis pada
sumbu tegak.
Contoh:













1990 1991 1992
1990 1991 1992
J Tidak perlu disediakan ruangan untuk
periode yang belum ada datanya.
a. Grafik garis tunggal
(single line chart)
Grafik garis jenis ini biasanya
digunakan untuk memberikan gambaran perkembangan data. Misalnya ingin melihat perkembangan nilai ekspor Nonmigas dari tahun
1990 sampai dengan tahun 1996 seperti tampak pada tabel berikut :
Tabel 4. Nilai Ekspor Nonmigas Tahun 1990 –
1996
(Juta
US $)
Tahun
|
Nilai Ekspor
|
|
(1)
|
(2)
|
|
1990
|
14,604.2
|
|
1991
|
18,247.5
|
|
1992
|
23,296.1
|
|
1993
|
27,077.2
|
|
1994
|
30,359.8
|
|
1995
|
34,953.6
|
|
1996
|
38,093.0
|
|
Sumber : Statistik
|
||
![]() |
Grafik 1.
Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Tahun 1990 – 1996
(Juta US $)
b. Grafik garis berganda
(multiple line chart)
Grafik
garis ini memberikan gambaran perkembangan dari beberapa data dalam satu tabel,
misalnya ingin melihat perkembangan nilai ekspor beberapa hasil pertanian sejak
tahun 1992 hingga 1996 seperti pada tabel berikut :
Tabel 5. Nilai Ekspor
Beberapa Hasil Pertanian Tahun 1992 – 1996
(Juta
US
$)
Tahun
|
Karet
|
Kopi
|
Teh
|
Jumlah
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
|
1992
|
1.036,7
|
242,0
|
141,0
|
1.419,7
|
|
1993
|
976,8
|
351,9
|
156,0
|
1.484,7
|
|
1994
|
1.271,8
|
753,7
|
96,3
|
2.121,8
|
|
1995
|
1.962,8
|
605,7
|
87,8
|
2.656,3
|
|
1996
|
1.918,0
|
605,9
|
112,5
|
2.636,4
|
|
Sumber : BPS
|
|||||
![]() |
Grafik 2.
Perkembangan Nilai Ekspor Beberapa Hasil Pertanian
Tahun
1992 – 1996
(Juta US $)
c. Grafik garis
komponen berganda (multiple component line chart)
Grafik
garis ini bertujuan untuk
melihat perkembangan dari
beberapa jenis data, sekaligus untuk melihat perkembangannya secara kumulatif.
Sebelum kita membuat grafiknya perlu dibuat
terlebih dahulu tabel yang merupakan jumlah kumulatip pada tiap-tiap tahun
secara berurutan menurut
masing-masing jenis datanya.
Misalnya untuk data pada Tabel 5, dilakukan perhitungan sebagai berikut
:
Diolah
dari Tabel 5.
Tahun
|
Karet
|
Kopi
|
Teh
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1992
|
242,0
|
141,0
|
|
1.036,7
|
1.278,7
|
1.419,7
|
|
1993
|
351,9
|
156,0
|
|
976,8
|
1.328,7
|
1.484,7
|
|
1994
|
753,7
|
96,3
|
|
1.271,8
|
2.025,5
|
2.121,8
|
|
1995
|
605,7
|
87,8
|
|
1.962,8
|
2.568,5
|
2.656,3
|
|
1996
|
605,9
|
112,5
|
|
1.918,0
|
2.523,9
|
2.636,4
|
Catatan :
Cara penghitungan
adalah sebagai berikut, misalnya untuk tahun 1992, angka
1.278,7 diperoleh dengan
menjumlahkan angka 1.036,7 dengan 242,0,
dan angka 1.419,7 diperoleh dengan menjumlahkan angka
1.278,7 dengan 141,0
dan seterusnya.
![]() |
Grafik 3. Perkembangan Nilai Ekspor Beberapa Hasil Pertanian
Tahun 1992 – 1996
(Juta US $)
d. Grafik garis komponen
majemuk dalam persentase (percentage multiple component line chart)
Cara
membuat grafik ini pada prinsipnya sama dengan pembuatan grafik garis komponen
berganda, hanya nilai yang diplotkan
dalam bentuk persentase. Data
pada tabel 5 diubah dalam bentuk persentase (%).
Untuk tiap-tiap nila i terhadap jumlah masing-masing pada periode yang
bersangkutan, sehingga data akan menjadi
sebagai berikut :
Tabel 6. Persentase Nilai
Ekspor Menurut Jenis Hasil Pertanian
Tahun
1972-1979
![]() |
![]() |
Tahun
|
Karet
|
Kopi
|
Teh
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
1992
|
73.02
|
17.05
|
9.93
|
100.00
|
1993
|
65.79
|
23.70
|
10.51
|
100.00
|
1994
|
59.94
|
35.52
|
4.54
|
100.00
|
1995
|
73.89
|
22.80
|
3.31
|
100.00
|
1996
|
72.75
|
22.98
|
4.27
|
100.00
|
Sumber : Diolah dari Tabel 5.
Setelah itu perlu
disusun tabel kumulatif berdasarkan Tabel 6 di atas. Cara meletakkan
(memplotkan) titik pada grafik, dilakukan seperti pada penyusunan Grafik 3
yaitu dengan menghubungkan nilai-nilai
yang telah dikumulatipkan.
![]() |
Grafik 4. Perkembangan
Persentase Beberapa Hasil Pertanian
Tahun
1992-1996
e. Grafik garis saling
menimbang (balance line chart)
Kegunaan
grafik ini adalah
untuk melihat perkembangan dari dua kelompok data yang saling berlawanan, sehingga perkembangan selisih
antara dua kelompok data tersebut dapat
diketahui. Misalnya data tentang pendapatan dan pengeluaran, ekspor dan impor,
dan sebagainya.
Contoh :
Tabel 7. Nilai Ekspor dan Impor Nonmigas Tahun
1990-1996
(Juta
US
$)
Tahun
|
Ekspor
|
Impor
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
||
1990
|
14,604.2
|
19,916.6
|
||
1991
|
18,247.5
|
23,558.5
|
||
1992
|
23,296.1
|
25,164.6
|
||
1993
|
27,077.2
|
26,157.2
|
||
1994
|
30,359.8
|
29,616.1
|
||
1995
|
34,953.6
|
37,717.9
|
||
1996
|
38,093.0
|
39,333.0
|
||
Sumber : Statistik
|
||||
![]() |
Grafik
5. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Nonmigas 1990-1996
(Juta
US
$)
f. Grafik garis interval
(interval line chart)
Grafik ini
untuk menggambarkan
perkembangan data yang mempunyai
dua nilai. Misalkan mengenai data harga beras tertinggi dan terendah
suatu daerah, keuntungan terbesar dan terkecil dari suatu penjualan dan sebagainya.
Tabel 8. Harga Beras di
DKI Jakarta
Juli
– Desember 1997
(Rp/kg)
Bulan
|
Terendah
|
Rata-rata
|
Tertinggi
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
Juli
|
500
|
750
|
1,500
|
|
Agustus
|
700
|
900
|
1,650
|
|
September
|
800
|
1,200
|
1,700
|
|
Oktober
|
1,050
|
1,250
|
1,800
|
|
November
|
1,100
|
1,500
|
2,100
|
|
Desember
|
1,200
|
1,800
|
2,700
|
|
Sumber : Fiktif |
||||
![]() |
Grafik 6. Harga Beras di
DKI Jakarta
Juli
– Desember 1997
(Rp/kg)
2.
Grafik Batang (Bar
Chart)
Kegunaan grafik batang adalah
untuk menggambarkan perbandingan data antara data perioda yang satu
dengan perioda lainnya, atau
antara data yang satu
dengan data lainnya pada perioda yang berbeda.
Grafik batang
mempunyai berbagai bentuk, yaitu:
1. Grafik batang tunggal
(single bar chart)
2. Grafik batang majemuk
(multiple bar chart)
3. Grafik batang komponen
(component bar chart)
4. Grafik batang komponen
dalam persentase (percentage component bar chart)
5. Grafik batang mendatar
(horizontal bar chart)
a.
Grafik Batang Tunggal (Single Bar Chart)
Grafik batang
ini untuk menggambarkan perbandingan beberapa data pada periode yang
sama (berasal dari tabel satu arah).
Tabel 9. Nilai Ekspor
Karet menurut Negara Tujuan
Tahun 1996 (Juta US $)
Negara Tujuan
|
Nilai Ekspor
|
(1)
|
(2)
|
Jepang
|
140.7
|
Singapura
|
169.7
|
Amerika Serikat
|
847.4
|
Lainnya
|
760.2
|
Jumlah
|
1,918.0
|
Sumber : BPS
|
![]() |
Grafik 7. Nilai Ekspor
Karet menurut Negara Tujuan
Tahun
1996 (Juta US $)
b.
Grafik Batang Berganda (Multiple Bar Chart)
Grafik ini menggambarkan perbandingan
beberapa data yang dirinci menurut beberapa kategori. Cara
pembuatannya adalah sebagai berikut, misalnya akan
digambarkan data Tabel 2, maka
penggambaran batang untuk setiap kategori harus
berimpit untuk setiap kategori,
dan dipisahkan (diberi jarak) dengan kategori lainnya.
![]() |
Grafik 8. Banyaknya Pegawai Negri Sipil menurut Golongan Kepangkatan
untuk
Masing-masing Jenis Kelamin
![]() |
Maret 1996
Grafik 9. Banyaknya Pegawai Negri Sipil menurut
Jenis Kelamin
untuk Masing-masing Golongan Kepangkatan Maret
1996
b. Grafik Batang
Komponen Berganda (Multiple
Component Bar Chart)
Grafik ini
menggambarkan perbandingan data yang dirinci menurut beberapa kategori
sekaligus dapat menggambarkan perbandingan jumlah datanya. Cara pembuatannya
dengan membuat nilai kumulatip pada masing-masing perioda. Sebagai contoh,
berdasarkan Tabel 2 dapat dibuat nilai kumulatipnya sebagai
berikut :
![]() |
Grafik 10. Banyaknya Pegawai Negri Sipil menurut Golongan Kepangkatan
untuk Masing-masing jenis Kelamin
Maret
1996
c. Grafik Batang
Komponen Berganda dalam
Persentase (Percentage Multiple Component Bar Chart)

Grafik ini menggambarkan perbandingan data dalam persentase yang telah dirinci menurut beberapa kategori. Cara penggambarannya sama seperti grafik batang komponen setelah nilai-nilai datanya diubah dalam persentase. Sebagai contoh data dari Tabel 2, setelah diubah dalam persentase dan dibuat komulatif untuk setiap jenis kelamin, maka grafiknya adalah sebagai berikut :
Grafik 11. Persentase Pegawai Negri Sipil menurut Jenis Kelamin
untuk
Masing-masing Golongan Kepangkatan
Maret
1996
d. Grafik Batang Mendatar
(Horizontal Bar Chart)
Grafik ini biasanya untuk menggambarkan perbandingan antara kategori yang satu dengan
kategori lainnya pada suatu perioda tertentu (bukan kategori dalam
deret waktu). Agar lebih
mudah membandingkan data-data tersebut, maka nilai data disusun dari yang
terbesar ke nilai yang
terkecil atau sebaliknya.
Sebagai contoh digunakan data dari Tabel 1.

Grafik 12. Jumlah Penduduk menurut Propinsi di Pulau Jawa Tahun 1990
( 000 )
3.
Grafik Lingkaran (Pie
Chart)
Kegunaan grafik
lingkaran pada dasarnya
sama dengan grafik batang tunggal, yaitu untuk
memberi gambaran mengenai perbandingan beberapa data. Perbedaannya adalah pada grafik
lingkaran perbandingan
tersebut dilihat dari nilai
persentasenya, sedangkan grafik batang tunggal adalah nilai mutlaknya. Diagram lingkaran
dibuat berdasarkan tabel
persentase satu arah, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
J Gambarkan sebuah
lingkaran lalu dibagi-bagi dalam beberapa sektor.
J Tiap sektor
merupakan kategori data yang terlebih dahulu diubah ke dalam
"derajat"
Contoh:
Misalnya dari Tabel 9
dapat dibuat persentase dan derajat sektornya sebagai berikut.
Negara Tujuan
|
Nilai Ekspor
|
(%)
|
Derajat
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Jepang
|
140.7
|
7.34
|
26.41
|
Singapura
|
169.7
|
8.85
|
31.85
|
Amerika Serikat
|
847.4
|
44.18
|
159.05
|
Lainnya
|
760.2
|
39.64
|
142.69
|
Jumlah
|
1918
|
100.00
|
360.00
|
Grafik 13. Persentase Nilai Ekspor Karet menurut Negara
Tujuan
Tahun 1996
![]() |
4.
Diagram Gambar
(Pictogram)
Diagram
gambar sering dipakai untuk mendapatkan
gambaran secara kasar dari suatu
persoalan dan sebagai penyajian
visual yang baik bagi orang awam, lebih-lebih jika
simbul yang digunakan cukup menarik. Sebagaimana tersebut dalam kutipan berikut :
"Penyajian grafik yang paling menarik ialah penyajian
secara piktografis, yang dapat
disajikan secara tepat serta mengena. Bentuk diagram sedemikian itu sebetulnya tidak memberikan perbandingan yang
memuaskan pada pembacanya, tetapi penyajian sedemikian itu sangat
menarik perhatian. Efek lukisannya
sangat mengesankan" (Anto
Dajan, 1986, hal. 71).
![]() |
Dalam grafik gambar, setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah simbol sesuai dengan macam datanya. Misalnya untuk data mengenai jiwa, penduduk dan pegawai dibuat gambar orang, satu gambar untuk tiap 5000 jiwa. Sedangkan untuk data bangunan, gedung sekolah dan bangunan lain dibuat gambar gedung, misalnya satu gedung menyatakan 1000 buah, dan masih banyak contoh lain lagi. Kesulitan yang dihadapi ialah ketika menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang tidak penuh.
Contoh:
Kalbar 
= 22 penduduk
per Km2


Kalteng
= 9 penduduk
per Km2

Kalsel 





= 71 penduduk
per Km2







Kaltim
= 9 penduduk
per Km2

Grafik 14 : Kepadatan Penduduk Per Km2 menurut
Propinsi di Kalimantan
Tahun
1990
5.
Grafik Peta
(Kartogram)
Grafik peta (
kartogram) yaitu grafik yang
memberikan keterangan tempat dari jenis data yang
ada, pada sebuah peta.
Misalnya, laju pertumbuhan penduduk
di 5 (lima) wilayah Propinsi DKI
Jakarta tahun 1990, maka data tersebut ditulis dalam peta yang dibuat, dan ditempatkan sesuai dengan daerah/lokasi
tersebut. Dalam pembuatannya
digunakan peta geografis di mana data
terdapat. Diagram peta (kartogram) dapat
juga digambarkan dengan menambahkan grafik lainnya ke dalam peta, misalnya
grafik gambar, batang dan lingkaran.
Contoh :
|
|
|
|
|
|

Grafik 15. Kepadatan Penduduk Per KM2 menurut
Kepulauan di Indonesia
Tahun
1990
Agar tujuan membuat
grafik dari berbagai tabel mencapai sasaran maka dalam memilih grafik yang
sesuai perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dari sudut penganalisaan/penarikan kesimpulannya.
Apakah yang
ingin dilihat, "perkembangan data"
atau "perbandingan data", misalnya untuk membandingkan
beberapa kejadian atau keadaan pada saat tertentu.
b. Dari bentuk / macam data yang disajikan dalam tabel
yang ingin dibuat grafiknya.
c. Harus disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan konsumen
data.
Agar
grafik yang kita buat dapat dimengerti oleh konsumen data, maka grafik harus
dibuat sedemikian rupa (misalnya
gambar-gambar yang menarik yang
dapat membantu membaca angka-angka statistik yang disajikan
bagi masyarakat awam) sehingga penyajian
data tersebut akan mencapai sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar