Cari Blog Ini

Jumat, 17 Juni 2011

Riset Saya tentang PKL



Menjadi seorang pedagang? Jawabannya adalah KENAPA TIDAK? Dari hasil riset yang telah kami lakukan telah terbukti bahwa negeri kita ini telah banyak di selamatkan oleh para pedagang yang ada di pinggiran jalan yang sering kita sebut sebagai pedagang kaki lima. Para pedagang kaki lima ini terus bisa bertahan hidup walaupun hanya hidup sederhana. Karena merekalah perekonomian di negara ini dapat berkembang. Mereka menciptakan sinergi ekonomi sehingga terjadilah Capital Flight ke daerah sekitar mereka berjualan.
Meskipun dengan modal yang tidak besar tapi usaha dari berdagang ini mampu untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya, bahkan mereka mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan yang tinggi. Seperti contoh kasusnya ada seorang ibu yang berdagang makanan ringan dan minuman yang dulunya tidak mengeluarkan modal yang terlalu banyak tapi hingga sekarang beliau mampu untuk bertahan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah. Hal itu membuktikan bahwa “hanya” dengan menjadi seorang pedagang pun mereka bisa hidup dengan layak tanpa harus kehilangan masa depan mereka.
Lebih hebatnya lagi mereka bisa mencukupi kebutuhan tersier mereka, seperti membeli motor ataupun handphone. Para pedagang kaki lima ini jangan pernah di pandang sebelah mata, karena pekerjaannya itu bisa lebih “mulia” dibandingkan dengan para pejabat negara yang korupsi disana. Yang bisa dikatakan “tidak pernah” melihat bagaimana susahnya hidup di kalangan masyarakat bawah.
Para pedagang kaki lima ini jarang sekali yang mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi. Mereka mendapatkan ilmu berdagang ini, hanya belajar dari pedagang lain atau dari orang tuanya. Namun meskipun begitu pengalaman mereka dalam menjalani hidup ini sangatlah banyak, bahkan lebih akan membuat semua orang terkesan daripada orang yang memang sudah mempunyai keadaan ekonomi yang layak dari dulunya. Bagaimana susahnya perjuangan mereka, bagaimana susahnya menjalani hidup yang hanya mengandalkan kemampuannya yang bisa dibilang cukup terbatas.
Para pedagang kaki lima yang berjualan di kota – kota besar ini sebenarnya lebih dominan berasal dari orang – orang yang mengadu nasib dari desa – desa atau perkampungan. Di karenakan kehidupan di desa mereka sungguh sangat mengkhawatirkan dan memang sangat sulit mendapatkan pekerjaan disana. Adapun yang telah mendapatkan pekerjaan namun uang yang didapat masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dengan daya beli yang rendah, membuat orang-orang disana pergi merantau ke kota untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
 Dengan adanya keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak ini dan untuk bertahan dari kejamnya hidup, mereka bertahan dengan membuka usaha kecil – kecilan agar dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Cukup hanya dengan mempunyai keinginan yang kuat dan modal yang cukup, usaha berjualan ini bisa mereka jalankan dan kembangkan hingga mampu memenuhi semua kebutuhan sehari-harinya.
Namun terkadang para pedagang kaki lima ini kesulitan untuk mendapatkan modal yang cukup untuk berjualan. Yah memang tidak salah lagi karena keadaan ekonomi orang tua mereka pun kebanyakan tidak jauh berbeda dengan keadaan para pedagang ini.  Kebanyakan dari pedagang kaki lima ini memulai usahanya dengan cara meminjam uang dari bank atau orang-orang terdekatnya untuk modal mereka berjualan.
Selain mendapatkan ilmu dari para pedagang lainnya, seorang pedagang kebanyakan meneruskan usaha dari orang tua mereka, karena pendidikan yang mereka capai tidak mampu membuat perbedaan lebih baik dari keadaan orang tua mereka. Tidak hanya itu pilihan hidup untuk melakukan pekerjaan tersebut yang mayoritas menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhannya, entah itu kebutuhan primer atau pun kebutuhan sekunder. Karena untuk melamar bekerja di perusahaan-perusahaan besar mereka sudah pasti tidak mampu karena masalah pendidikan mereka tersebut.
Berbicara pada konteks lain, para pedagang kaki lima ini membutuhkan tempat berdagang yang sangat strategis, yang sudah menjadi hal paling penting agar pedagang dapat menjual barang dagangan mereka hingga habis setiap harinya, seperti di sekolah, di rumah sakit, dan di pusat keramaian lainnya. Anak sekolah menjadi target berdagang yang paling dominan karena minat anak – anak untuk membeli suatu  barang atau makanan lebih tinggi dari pada orang dewasa. Dan kebanyakan biasanya orang tua tidak bisa mengabaikan keinginan anak untuk membeli barang atau makanan yang mereka inginkan. Pasti orang tua mereka akan menuruti apa yang diinginkan anaknya. Sehingga itulah yang menjadi alasan mengapa para pedagang kaki lima memprioritaskan target utamanya terhadap anak-anak.
Namun faktor penghambatnya adalah sering ada razia yang dilakukan oleh Satpol PP atau ada gangguan dari preman-preman di tempat mereka sering berjualan. Seharusnya pemerintah memikirkan hal ini dengan serius dan bisa membantu mereka. Karena darimana para pedagang kaki lima ini bisa terus bertahan hidup jika mereka tidak berjualan. Maka dari itu lingkungan yang bersahabat atau tidak akan sangat berpengaruh dalam menjalani usaha ini.
Mereka juga akan sangat memperhatikan dimana mereka akan menetap. Karena agar usahanya bisa terus berjalan rumah atau kontrakan para pedagang ini harus dekat dengan tempat mereka membeli bahan-bahan atau barang-barang dagangan. Seperti contoh kasusnya ada seorang pedagang nasi kuning yang memilih untuk berdomisili di pemukiman yang dekat dengan pasar. Agar untuk membeli bahan-bahannya beliau tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk transportasi.
Faktor lain yang paling berpengaruh pada penjualan dagangan para pedagang kaki lima selain tempat yang strategis yaitu kenaikan harga barang dagangan di pasar yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini akan sangat berpengaruh pada laba atau pengeluaran para pedagang kaki lima. Tapi justru karena masalah inilah biasanya para pedagang kaki lima ini dituntut akan menunjukan kreatifitas mereka. Misalnya ada contoh kasus ketika seorang penjual nasi kuning mengalami kesulitan dengan naiknya harga beras di pasaran, dia tidak ingin kehilangan pelanggan karena harus menaikan harga nasi kuningnya. Oleh karena itu dia mempunyai ide lain, beliau tidak menaikan harga nasi kuningnya melainkan dengan mengurangi ukuran nasi kuning per porsinya. Sehingga harga tetap dan para pelanggan pun akan tetap berdatangan. Nah terbukti kan kalau para pedagang kaki lima ini akan dituntut untuk mengeluarkan kretifitas mereka dalam menghadapi situasi seperti ini.
Namun juga tidak menutup kemungkinan dalam berusaha seperti berdagang ini akan mengalami kerugian yang dapat menghabiskan modal usaha yang ada. Jika tidak bersungguh-sungguh dan tidak serius menjalaninya, bukan tidak mungkin hal ini bisa terjadi. Karena banyak kasus para pedagang yang mengalami kerugian bahkan berhenti berdagang karena kehabisan modal. Untuk mengatasi hal itu para pedagang harus bisa mengamankan modal yang mereka miliki dengan cara menabung atau menyisipkan sebagian uang dari penghasilan mereka.
Selain untuk itu menabung juga adalah hal yang sangat diperlukan oleh pedagang, untuk menutupi biaya – biaya yang tidak terduga. Misalnya biaya anak sekolah yang kadang perlu mengeluarkan uang banyak untuk menyelesaikan tugas dari gurunya, ataupun juga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terkena musibah atau kecelakaan.
Hal yang paling penting dalam berdagang adalah diperlukannya keahlian yang sesuai dengan bidang usaha yang digelutinya agar setiap usaha mendapatkan hasil yang maksimal, dan produk yang dijual pun berkualitas baik. Karena terkadang kritikan pedas dari para pelanggan akan sangat menentukan maju atau tidaknya sebuah usaha. Jika mereka tidak bisa memberikan kepuasan kepada para pelanggan, maka bukan tidak mungkin usaha mereka akan mengalami kebangkrutan. Tapi di lain sisi, kritikan para penikmat produk ini pun sekiranya dapat membantu dalam kemajuan usaha yang di tekuni. Karena dengan adanya kritikan-kritikan ini akan membuat kualitas produk terus meningkat dan digemari para pelanggan.
Bicara pada konteks lain, kebersihan lingkungan yang di lakukan oleh para pedagang akan sangat berpengaruh pada tingkat kualitas produknya dan juga akan berpengaruh pada pencemaran  di lingkungan mereka sendiri. Sayangnya banyak para pedagang yang menghalalkan segala cara agar mendapat keuntungan yang besar, tanpa memperhatikan kesehatan atau kebersihan dari barang dagangan yang dijual. Padahal hal itu yang bisa membuat mereka kehilangan usahanya. Mungkin ini salah satu kekurangan dari para pedagang kaki lima yang banyak dipikirkan oleh orang-orang.
Berbicara tentang kebersihan, biasanya itu diakibatkan oleh pola pikir yang terbatas dan seadanya. Faktor pendidikanlah yang membuat hal ini bisa terjadi. Maka dari itu kebanyakan dari para pedagang ini tidak ingin kalau anak mereka menjadi seperti mereka pada nantinya. Sebab karena itulah para pedagang berusaha mati-matian agar anak-anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak dengan cara menyekolahkan mereka setinggi mungkin.
Namun walaupun begitu anak dan istri para pedagang kaki lima ini akan turut membantu dalam usahanya untuk berjualan, padahal mereka sungguh sangat tidak menginginkan istri dan anaknya ikut turut bersusah payah bersamanya. Tapi istri dan anak dari para pedagang kaki lima ini sungguh sangat mengerti bagaimana susahnya mencari nafkah. Maka dari itu mereka akan melakukan apapun untuk membantu usaha sang pedagang ini. Karena daripada memperkerjakan seorang pegawai, mereka akan lebih sangat membantu dalam mengurangi beban usaha.
Tapi juga tidak sedikit para pedagang ini yang mempunyai beberapa orang pegawai, mungkin dikarenakan keluarganya yang sibuk atau tidak mampu untuk membantu, ataupun mungkin karena mereka sudah merasa usahanya sedikit lebih maju jadi mereka memperkerjakan pegawai untuk membantu pekerjaan mereka. Agar usaha mereka tetap bisa berjalan dalam jangka waktu yang lama.
Pihak berwenang / berwajib seperti polisi, biasanya menilai pada pedagang kaki lima ini sebagai aktor dari penyebab kemacetan di kota, sehingga lokasi dagang yang menguntungkan bagi para pedagang ini kini tidak diperbolehkan oleh pihak berwajib dikarenakan hal tersebut. Dan itu akan sangat menyusahkan para pedagang kaki lima. Sehingga banyak dari mereka yang tetap memaksakan untuk berjualan di pinggir jalan yang notabene merupakan tempat yang sangat strategis karena banyak orang yang lalu lalang.
Sekarang kita beralih ke sisi lain. Selain dari yang telah disebutkan, para pedagang kaki lima ini harus terus bisa bersaing dengan para pedagang lainnya. Segala cara dan upaya akan dilakukan agar mereka tidak kalah oleh para pesaing mereka. Dimulai dari harga produk yang dijual, kualitas produk, tempat berjualan yang strategis, tampilan mereka yang harus menarik minat para pelanggan, sampai promosi-promosi pun mereka akan lakukan. Semua itu diakukan agar para pelanggan tidak beralih kepada para pesaing.
Kadang banyak dari para pedagang kaki lima ini yang telah mendapatkan titik jenuh dalam berdagang. Setiap harinya hanya biasa-siasa saja. Untungnya tidak bertambah ataupun berkurang. Dan itu bisa menyebabkan penurunan kualitas dalam usahanya. Dan akhirnya bukan tidak mungkin mereka akan mengalami kebangkrutan. Untuk mencegah hal itu para pedagang kaki lima ini harus melakukan beberapa perubahan atau inovasi dalam usahanya. Karena jika tidak mereka tidak akan bisa lagi mempertahankan usahanya berjualan. Seperti contoh kasus ada seorang pedagang kaki lima yang telah merasakan adanya penurunan dalam usahanya. Untuk mengatasinya beliau menambah atau melakukan beberapa inovasi. Yaitu dengan cara menambah beberapa jenis produk yang akan dijual. Hal itu bisa membuat adanya ketertarikan lebih dari para pelanggan. Mungkin memang akan membutuhkan penambahan modal yang lumayan cukup besar. Tapi usaha ini harus dilakukan. Dan biasanya beliau akan mengambil uang tabungannya ataupun mencari beberapa pinjaman untuk modal melakukan inovasi tersebut. Hasilnya dengan melakukan inovasi itu, beliau mampu mempertahankan usahanya, bahkan lebih maju dari usaha yang sebelumnya.
Selain dari melakukan beberapa inovasi itu, pelayanan adalah hal kedua yang akan sangat menentukan dari maju atau tidaknya sebuah usaha. Pelayanan terhadap pelanggan ini jangan dijadikan hal sepele. Karena kebanyakan para pelanggan akan lebih menyukai penjual yang memiliki kualitas pelayanan yang bagus. Dengan mempunyai keramahan dan sopan santun yang baik, para pelanggan ini tidak akan pernah merasa jenuh dan akan sangat merasa dihargai, yang akan menyebabkan timbulnya sebuah loyalitas tinggi terhadap para pedagang.
Setelah pelayanan yang baik, tempat atau sarana pun akan sangat mempengaruhi. Biasanya para pelanggan akan menyukai tempat yang nyaman untuk mereka nongkrong atau bersantai. Oleh karena itu para pedagang harus memikirkan bagaimana caranya agar pelanggan merasa nyaman berada di lingkungan tempat mereka berjualan. Hal sekecil apapun harus diperhatikan agar tidak mengurangi jumlah pelanggan yang dikarenakan karena ketidaknyamanan mereka membeli produk dagangannya.
Tapi sebelum memikirkan itu semua, para pedagang harus memikirkan dan meninjau terlebih dahulu produk apa yang akan dijual, produk apa yang sering di minati oleh para pembeli, produk apa yang bahan-bahannya mudah didapatkan, produk apa yang harganya terjangkau oleh daya beli masyarakat di tempatnya berjualan, dan semua hal-hal kecil lainnya yang mempengaruhi usahanya untuk berjualan dengan mempertimbangkan modal yang mereka miliki. Tapi dari riset yang telah kami lakukan, kebanyakan para pedagang kaki lima ini lebih memilih berjualan makanan dibandingkan dengan yang berjualan produk lain selain makanan. Karena mungkin jika berjualan makanan, semua orang pasti tidak akan lepas dari kebutuhan untuk makan.
Setelah itu baru mereka memikirkan bagaimana caranya agar usaha mereka bisa bertahan lama, bagaimana caranya agar usaha mereka itu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari yang diperlukan, bagaimana caranya agar produk mereka selalu diminati oleh para pembeli, bahkan mereka juga harus memikirkan bagaimana caranya agar usahanya tidak sering mengalami kerugian. Karena jika sering mengalami kerugian mereka harus berfikir ulang untuk mengganti usahanya dengan berjualan produk lain. Karena bukan tidak mungkin hal seperti ini bisa terjadi dalam menjalani sebuah usaha. Untuk menangani hal itu biasanya para pedagang melakukan promosi yang sangat menarik di awal usahanya untuk menarik minat para pelanggan. Sehingga produk mereka akan mudah dikenali dan digemari oleh banyak orang.
Banyak contoh kasus para pedagang kaki lima ini yang salah langkah dalam usahanya. Karena asal-asalan dan tidak mempunyai perencanaan yang matang, usaha berdagangnya hanya bertahan sebentar. Dan tidak menghasilkan apa-apa, lebih gawatnya lagi akhirnya mereka hanya akan menjadi pengangguran. Nah hal-hal seperti ini tidak akan terjadi jika para pedagang kaki lima ini selalu memperhatikan hal-hal sepele yang padahal sangatlah penting dan perlu diperhatikan sebelum berdagang.
Selain memikirkan hal yang telah disebutkan di atas tadi, para pedagang kaki lima ini pun harus memikirkan waktu yang tepat untuk mereka mulai berjualan. Melihat dari situasi lingkungannya, melihat dari orang-orang yang sering berada di tempat mereka berjualan, sampai harus memperhatikan waktu kapan mereka bisa berbelanja untuk bahan-bahan usahanya agar waktu istirahat mereka tidak banyak terganggu. Mengapa hal ini perlu diperhatikan? Karena jika waktu untuk istirahat mereka tidak diperhatikan, maka akan sangat besar kemungkinan mereka bisa mengalami gangguan pada kesehatannya atau sakit. Jika sakit apa yang terjadi? Banyak sekali kerugiannya. Bahkan bisa memutuskan rantai ekonomi di lingkungan sekitar tempat dia berdagang.
Dari riset yang telah kami lakukan terhadap para pedagang kaki lima ini, sangat banyak pelajaran yang dapat diambil. Dimulai dari bagaimana susahnya menjalani hidup sebagai seorang pedagang kaki lima, sampai kepada usaha luar biasa yang mereka lakukan agar bisa bertahan dari kejamnya hidup. Semuanya itu sungguh akan membuat semua orang terkesan dan bahkan tidak sedikit yang akan merasa terharu. Kita tidak boleh memandang sebelah mata terhadap perjuangan yang telah mereka lakukan, justru kita harus mencontoh dan memberi acungan jempol terhadap semangat dan daya juang mereka. Apresiasi tinggi patut diberikan atas apa yang telah mereka perbuat, bukan untuk bisa hidup mewah atau memiliki kekayaan materi yang berlimpah, melainkan semata-mata mereka hanya ingin bisa tetap melangsungkan hidupnya dengan layak.